09 Desember 2008

Lapang Dada Menerima Kritikan

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar

Puncak kesuksesan seseorang bermuara pada kelapangan dada dalam
menerima kritikan. Namun, anehnya tidak semua orang suka dikritik,
karena beranggapan bahwa kritikan sebagai penghinaan yang akan
menurunkan harga diri dan mencemarkan nama baik. Padahal, kalau kita
bisa menyikapinya, kritikan tidak akan menjadi bumerang, melainkan
rezeki yang tidak disangka-sangka. Lalu, bagaimana caranya agar kita
siap menerima kritikan dari orang lain?

Cara yang efektif untuk bisa berlapang dada dalam menerima kritikan
dapat diawali dengan teknik mencari tahu kelemahan diri dari kerabat
terdekat. Teknik ini bukan untuk mencari kelemahan agar mudah
dipersenjatai, melainkan memudahkan kita dalam mengetahui kekurangan diri.

Orang yang terdekat akan lebih terbuka dalam memberikan kritikan.
Bukan hanya minta masukan dalam keindahan, misalnya cocok tidak baju
yang kita pakai. Tapi mintalah untuk dikritik mengenai perilaku.
Apakah perilaku kita sudah sesuai dengan yang mereka harapkan, juga
apakah sikap kita aman bagi orang lain?

Dengan mengetahui kelemahan diri, maka akan memperjelas kekurangan
diri sehingga termotivasi untuk terus melakukan perbaikan. Apabila
teknik mencari tahu kelemahan diri ini dipraktekan secara kontinu dan
konsisten, dapat dipastikan kita dapat mengendalikan diri. Ada
orang-orang di sekitar yang mengawasi secara nyata perkembangan diri.

Ketika teknik mencari kelemahan diri dari kerabat terdekat tersebut
sudah dikuasai, dengan sendirinya kita akan siap menerima kritikan
dari orang lain. Kita tidak akan merasa dilemahkan oleh kritikan.
Justru diuntungkan, karena sudah dibantu oleh orang-orang di sekitar
untuk memberikan masukan demi perbaikan diri.

Dan, seseorang bisa berlapang dada menerima kritikan jika hatinya
bersih. Dalam hati yang bersih terdapat kestabilan dalam memenej diri.
Sepedas apa pun kritikan, akan dihadapi dengan ketenangan. Seandainya
kritikan itu benar adanya ada dalam diri, maka akan bersyukur karena
ada orang yang mengingatkan. Dan seandainya kritikan itu berada diluar
diri (berupa fitnah), maka berusaha untuk mengambil pelajaran.

Untuk itu saudaraku, tidak ada kritikan yang akan melemahkan diri.
Kita tidak akan terhinakan oleh kritikan dan kita pun tidak akan
dipermalukan oleh pedasnya cacian. Semua perlakuan dari orang lain itu
adalah rezeki. Karena ada kritikanlah kita bisa lebih mendewasakan
diri dan karena ada cacianlah kita dapat memperbaiki diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar