27 Januari 2009

AL-QUR’AN PELITA KEHIDUPAN

Hidup manusia bagaikan lalu lintas, semua ingin selamat dan cepat sampai tujuan. Karena kepentingan mereka berlainan, maka arah yang mereka tempuh pun berlainan pula. Supaya tidak terjadi tabrakan dan kecelakaan maka diperlukanlah adanya peraturan rambu-rambu lalu lintas yang dapat mengatur lancarnya jalur lalu lintas tersebut.

Demikian pula halnya dengan kehidupan manusia, semua ingin sejahtera dan selamat dunia dan akhirat, namun karena kepentingan dan intrest mereka berbeda-beda maka tampaklah dalam masyarakat tersebut propesi yang berbeda-beda pula. Supaya tidak terjadi penganiayaan seseorang atas orang lain maka diperlukanlah adanya undang-undang yang dapat mengatur lancarnya jalur kehidupan tersebut. Peraturan tersebut selanjutnya di kenal dengan sebutan agama. Yang lebih spesifiknya lagi agama yang hanya diterima di sisi Allah yang bersumberkan dari Al- Quran dan Sunnah.

Selanjutnya rambu-rambu lalu lintas tadi perlu dipahami dan ditaati. Kapan harus berhenti (lampu merah), berhati-hati( lampu kuning), boleh jalan (lampu hijau) dan lain sebagainya. Demikian pula dengan Al-qur’an dan hadist, ia harus dipahami, dipelajari dan diamalkan ajaran-ajarannya.

Umpama lampu merah yang berarti berhenti, semestinya tidak diartikan sebagai hambatan lancarnya perjalanan tapi justru harus di pahami bahwa hal tersebut adalah demi keselamatan dirinya sendiri. Demikian pula halnya dengan larangan yang ada dalam agama islam yang dalam ilmu fiqh di kenal dengan istilah haram, tidak diartikan sebagai pengekang kebebasan, namun harus disadari bahwa di balik hal tersebut ada terdapat hikmah-hikmah yang terkadang manusia sendiri tidak dapat mengungkapnya secara keseluruhan.

Contoh larangan Al-quran firman Allah SWT: “ Hai orang-orang yang beriman, bahwa sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji dari perbuatan syaitan maka hindarilah hal-hal tersebut supaya kalian beruntung”.(Al-Maidah 90)

Dalam ayat selanjutnya Allah SWT menerangkan sebagian hikmah dari pelarangan tersebut, firmannya: “Sesungguhnya syaitan itu menginginkan permusuhan dan kebencian diantara kalian di dalam meminum khamar dan berjudi dan melalaikan kalian dari mengingat Allah dan sholat, maka hindarilah perbuatan tersebut.(Al-Maidah91).

Lampu kuning yang berarti hati-hati, di dalam Al-quran manusia juga sering diingatkan agar tidak terbuai dengan kenikmatan dunia, dari harta, wanita dan anak. Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian dari istri dan anak-anakmu itu ada yang menjadi musuh bagimu maka waspadalah kalian terhadap mereka...(At-Thagabun14). Sesengguhnya harta dan anak adalah cobaan bagimu.(At-Thagabun15 ). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian sampai dilalaikan oleh harta dan anak-anak kalian, barang siapa yang melakukan hal tersebut maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(Al-Munafiqun9).

Lampu hijau yang berarti silahkan jalan dikenal dengan istilah mubah. Allah berfirman dalam surat Al-Jumah ayat 10: “maka apabila telah di tunaikan sholat, bolehlah kalian bertebaran di muka bumi ini dan carilah dari karunia Allah…”. Dst.

Sering timbul pertanyaan, “mengapa Islam yang dikatakan sebagai agama paling baik ternyata selalu saja menjadi lambang segala kejelekan, terkebelakang, bodoh, korup, dsb. Jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas adalah karena pemeluk agama itu sendiri yang tidak berpegang teguh pada ajarannya.

Misalnya Islam mengajarkan supaya memanfaatkan waktu. Firman Alllah dalam surat Al-Ashr: “Demi masa...” dalam surat: As-Syarh ayat 7:“Maka apabila kamu telah menyelesaikan suatu pekerjaan, berpindahlah kepada pekerjaan yang lain”. Namun ternyata masih banyak dari mereka yang hobbynya berleha-leha.

Firman Allah: “janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain dengan batil”.tapi justru di negara-negara muslim lah yang menempati tingkat tertinggi korupsinya.

Bodoh, padahal Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk menuntut ilmu. Firman Allah SWT dalam ayat yang pertama sekali diturunkan: “Iqra!”(bacalah), tapi masih banyak dari umat Islam itu sendiri yang belum mengenyam dunia pendidikan.

Dari bukti-bukti di atas jelas bahwa ajaran islam itu sangat indah. Adapun kemunduran umat Islam tidak lain kecuali dikarenakan pemeluknya itu sendiri yang tidak atau belum berpegang teguh pada ajarannya dan Al-Quran hanya akan memberikan pelitanya apabila ia dipelajari, dibaca, ditadabburi dan diamalkan ajarannya.

Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar