12 Januari 2009

Benarkah Kebrutalan Israel Justru Dipicu oleh Perlawanan HAMAS?

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Tanpa bermaksud membela Hamas secara membabi buta atau mau berat sebelah, rasanya pernyataan Syeikh masih perlu dikritisi. Ada beberapa hal yang kurang nyambung dari pernyataan itu.

Israel Sudah Jadi Jagal Sejak 1948

Kalau dikatakan gara-gara aksi militer HAMAS, maka satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa sejak tahun 1948 Israel sudah jadi jagal dan pembantai manusia. Kerjanya tiap hari membunuh orang Palestina tanpa sebab.

Sementara HAMAS , organisasi ini baru saja didirikan tahun 1987, yaitu sejak peristiwa Intifadhah dan tragedi Al-Maqthurah. Jadi Israel sudah meraja lela selama 30an tahun, barulah HAMAS muncul. Kok bisa-bisanya HAMAS disuruh bertanggung jawab?

Peristiwa pembantaian 3.000 pengungsi di Libanon Selatan, Shabra dan Shatila, terjadi jauh sebelum HAMAS didirikan. Bagaimana mungkin HAMAS harus bertanggung- jawab atas pembunuhan yang dilakukan Israel, padahal HAMAS belum didirikan?

HAMAS Menang Pemilu

Selain itu, pernyataan syeikh di atas agak kurang sesuai dengan realita di lapangan, kalau dianggap biang keladi masalahnya adalah perlawanan HAMAS. Sebab sejak berdirinya HAMAS, rakyat dan bangsa Palestina banyak menaruh harapan di organisasi yang merupakan bagian dari Al-Ikhwanul Al-Muslimun ini.

Bukti sederhananya adalah bahwa HAMAS memenangkan pemilu dengan angka yang mutlak. Di Nablus, Hamas berhasil meraih 13 kursi dari total 15 kursi tingkat kotamadya. Sementara kelompok Filisthin Ghad yang berada di bawah gerakan Fatah hanya meraih dua kursi saja. Total HAMAS setidaknya menguasai 70 kursi, dari 132 kursi di parlemen.

Jelas sekali rakyat Palestina mendukung HAMAS, bukan karena apa-apa, tapi karena apa yang berhasil dilakukan HAMAS lebih pasti. Israel sedikit demi sedikit mundur dan terdesak. Setidaknya ada 3.000 pemukim yahudi di Sedirot minggat ke luar negeri saat roket-roket HAMAS meledak di kota itu.

Sementara di bawah payung organisasi yang lain, nasib bangsa Palestina tidak pernah berubah. Yang kebanyakan dilakukan tidak lebih dari sekedar upaya-upaya diplomasi, sidang, rapat, meeting, dan kumpul-kumpul di New York, di markas besar PBB. Alih-alih Israel diusir, yang terjadi malah jumlah pemukiman yahudi tambah banyak. Dan pembunuhan atas rakyat oleh pemukim yahudi bersenjata tidak pernah berhenti.

Jadi kalau bangsa Palestina lebih suka dan memilih HAMAS dalam pemilu, sungguh sangat bisa dimengerti. Karena logika itu sangat sederhana, anak-anak kecil pun dengan mudah memahaminya.

Kekalahan Bukan Karena Kecilnya Kekuatan

Benar bahwa dalam perang segala sesuatu harus dengan perhitungan. Apabila musuh terlalu tangguh, sedangkan keadaan diri kita centang perenang, tentu kalau nekad juga maju perang akan mati konyol.

Namun yang terjadi di Palestina justru 180 derajat kebalikannya. Israel ternyata tidak setangguh tongkrongannya. Memang di atas kertas, persenjataan Israel jauh lebih banyak dan canggih. Tapi apa yang di atas kertas tidak selalu sama dengan kenyataan.

Kenapa kita tidak mengambil pelajaran dari perang Afghanistan? Bukan kah persenjataan Uni Sovyet jauh lebih besar, lebih kuat dan lebih dashyat dari Isrel? Dan Afghanistan sempat dianeksasi selama sepuluhan tahun. Tapi apa yang terjadi setelah itu?

Bukan hanya tentara Sovyet yang mundur, bahkan negara mereka pun akhirnya bubar di tempat.

Sebagai bangsa Indonesia, di atas kertas yang namanya bambu runcing tidak mungkin bisa berhadapan dengan meriam dan senapan mesin Belanda. Tapi perjuangan 10 Nopember yang kemudian ditetapkan sebagai hari pahlawan telah membuktikan bahwa meski hanya bersenjatakan bambu runcing, bangsa kita tetap bisa mengusir Belanda.

HAMAS di Atas Angin

Dibandingkan persenjatan HAMAS hari ini, jelas sekali senjata roket HAMAS sudah di atas angin. Dengan jarak 25-an kilometer, beribu-ribu yahudi laknatullah mengalami shock, ketakutan dan jatuh mental, saat roket-roket itu meluluh-lantakkan fasilitas milik yahudi. Mereka tidak pernah menyangka senjata HAMAS bisa sehebat itu. Belum pernah dalam sejarah penjajahan Israel atas Palestina, para tentara Israel dan pemukim yahudi bersenjata itu mengalami rasa takut seperti sekarang.

Saat 2 tahun lalu berhadapan dengan Hizbullah di Libanon, jelas terlihat Israel keteteran dan termehek-mehek dibuatnya. Apalagi dengan taktik perang kota dan gerilya yang digelar. Tentara Israel frustasi dan pucat pasi. Mereka ikut perang sekedar menyerahkan nyawa sia-sia.

Sekarang Israel melakukan kesalahan yang sama. Saya yakin 100% bahwa para petinggi negara yahudi itu sudah putus asa menghadapi HAMAS. Mereka sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ibarat orang kalap, mabuk dan keracunan, apa saja yang ada didekatnya dibantingnya. Tak peduli lagi dengan sorotan dunia.

Kalau perlu fasilitas milik PBB pun diroketnya. Toh PBB cuma jongosnya Amerika. Sedangkan Amerika sendiri justru jadi jongosnya Israel. Jadi kalau fasilitas PBB dihancurkan, mana mungkin jongosnya jongos berani melawan. Semua ini menunjukkan bahwa Israel sudah kalap, dan siap menggali kuburannya sendiri.

Karakter Yahudi : Pengecut

Salah satu karakter yahudi yang sangat tersohor ke seantero jagad adalah sikap pengecutnya. Mana ada cerita yahudi berperang lawan umat Islam secara terbuka dan head to head?

Yang berani dilakukan Israel hanya melempar bom dari pesawat yang terbang tinggi. Kalau pun Apache terbang rendah, jantung awak dan pilotnya udah mau copot. Yang berani terbang rendah sudah dianggap pahlawan di Israel. Aslinya sih mereka adalah bangsa paling pengecut. Dan itu diabadikan di dalam Quran :

Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. (QS. Al-Hasyr : 14)

Di samping itu, jumlah yahudi sebenarnya sangat sedikit. Itu pun pada hakikatnya mereka berpecah belah. Kelihatannya mereka kompak, padahal mereka pun juga berpecah belah, sama sekali tidak dinampakkan di depan publik.

Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. Al-Hasyr : 14)

Jadi kalau dikatakan HAMAS bertanggung- jawab atas semua kebrutalan Israel, atau dikatakan bahwa HAMAS itu lemah dan pasti kalah dari Israel, hmm, rasanya seperti Jaka Sembung Naik Ojek (nggak nyambung jek).

Mundur Dari Palestina?

Pilihan mundur dari Palestina adalah puncak kebahagiaan yahudi Israel. Memang tujuan mereka ingin mengusir siapa saja, tanpa pandang bulu, dari negeri itu.

Jadi kalau ada ide agar umat Islam mundur dari Palestina dan menyerahkan tanah itu kepada yahudi, tentu ada dua kemungkinan.

Pertama, kemungkinan yang bicara seperti itu memang terlalu awam, hidup di alamnya sendiri, tidak pernah baca koran, tidak lihat TV, tidak tahu politik Israel. Pendeknya kuper alias kurang pergaulan.

Kedua, semoga ini tidak terjadi, yaitu yang mengusulkan itu sadar atau tidak sadar, telah jadi corong buat yahudi untuk melakukan perang urat syaraf (al-ghazwul fikri). Modusnya mirip yang dilakukan Snouck Hurgornje kafir itu di Aceh, di zaman penjajahan Belanda dulu. Atau mirip Mirza Ghulam Ahmad di India, yang dijadikan alat oleh penjajah untuk menghalangi bangsa India dari melakukan jihad melepaskan diri dari Inggris.

Dua-duanya diperalat (atau malah jadi otak) para penjajah untuk melemahkan semangat perjuangan umat Islam untuk membebaskan negerinya dari penjajahan bangsa lain.Karena itu seharusnya kita bantu perjuangan HAMAS itu, karena boleh dibilang mereka ada di front terdepan dari jihad suci ini. Hanya dengan jihad, yahudi akan gemetar. Kalau cuma diplomasi, sudah terbukti dari tahun 1948, kita selalu kalah.

Yang mengatakan HAMAS adalah aliran garis keras, mungkin perlu membaca lagi sejarah. Sebab dahulu Belanda juga rajin menjuluki para pahlawan kita dengan sebutan ekstrimis. En kowe orang en ekstrimis ya, tangkap itu si Pitung, Verdore !!!

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar